Jumat, Juli 4

Hari: 17 Juni 2025

Organisasi Sehat untuk Rakyat: Pilar Perubahan dari Desa

Organisasi Sehat untuk Rakyat: Pilar Perubahan dari Desa

Nasional
Organisasi Sehat untuk Rakyat: Pilar Perubahan dari Desa Oleh: Wawan HidayatKetua Divisi Pengawasan FORMADES Pusat Dalam perjalanan membangun bangsa dari akar rumput, keberadaan organisasi rakyat bukan sekadar formalitas administratif. Lebih dari itu, organisasi adalah roh dari gerakan perubahan. Namun tidak semua organisasi lahir dalam semangat pengabdian dan menjaga amanah rakyat. Di sinilah pentingnya menghadirkan organisasi yang sehat untuk rakyat —organisasi yang bersih, transparan, berdaya, dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas.1. Definisi Organisasi Sehat Organisasi sehat bukanlah yang besar dan penuh atribut, melainkan yang memiliki: Akuntabilitas dalam pengelolaan dana dan program, Transparansi dalam pengambilan keputusan, Partisipasi aktif da...
Hari Bhayangkara ke-79, Ketua FKUB Jati Agung Apresiasi Peran Polri Jaga Kerukunan

Hari Bhayangkara ke-79, Ketua FKUB Jati Agung Apresiasi Peran Polri Jaga Kerukunan

Daerah
Lampung Selatan, q-koko.site – Menjelang peringatan Hari Bhayangkara ke-79 yang jatuh pada 1 Juli 2025, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kecamatan Jati Agung, Kyai Wahono Rahman, S.H.I., M.S.Ak., menyampaikan apresiasi mendalam terhadap kinerja Polri dalam menjaga stabilitas, keamanan, dan kerukunan antarumat beragama. Sebagai tokoh agama sekaligus penggerak toleransi lintas iman, Kyai Wahono menilai Polri berperan penting sebagai penjaga harmoni sosial di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.“Selamat Hari Bhayangkara ke-79. Semoga Polri terus profesional, modern, dan dipercaya rakyat dalam setiap langkah pengabdiannya,” ujar Kyai Wahono kepada q-koko.site, Selasa (17/6/2025).Sinergi Tokoh Agama dan Polri Dinilai Jadi Pilar Ketenteraman Menurut Kyai Wahono, s...
Paman Acong Nahkodai Munas II JMSI Digelar di Jakarta, Usung Tema “Bikin Terang Indonesia”

Paman Acong Nahkodai Munas II JMSI Digelar di Jakarta, Usung Tema “Bikin Terang Indonesia”

Nasional
JAKARTA, Q-KOKO.SITE – Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) II pada 20–21 Juni 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat. Mengusung tema “Bikin Terang Indonesia,” Munas ini dipimpin oleh Herwan Acong sebagai Ketua Pelaksana. Herwan Acong, yang saat ini menjabat sebagai Bendahara Umum JMSI Pusat, dikenal luas di dunia pers nasional. Ia merupakan pemilik Harian Jurnal dan portal berita JurnalRumahBerita.com. Selain itu, Herwan juga aktif sebagai konten kreator sosial melalui akun media sosial “Paman Acong.” Karier Herwan sebagai konten kreator dimulai sejak 2022. Ia menilai bahwa media sosial kini menjadi ruang perjuangan baru bagi masyarakat kecil dalam memperjuangkan keadilan.“Sekarang ini saya fokus membantu orang-orang lewat konten ...
“BUMDes di Tubaba: Jangankan Untung, Modal Pun Ludes!”

“BUMDes di Tubaba: Jangankan Untung, Modal Pun Ludes!”

Opini
Judul: "BUMDes di Tubaba: Jangankan Untung, Modal Pun Ludes!"Oleh: Kang WeHa Di atas kertas, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah tulang punggung ekonomi lokal. Ia menjadi simbol kemandirian desa dan sarana pemerataan pembangunan dari pinggiran. Namun di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), mimpi itu seolah kandas sebelum berlayar. Banyak BUMDes yang jangankan menghasilkan keuntungan, justru modalnya ludes tanpa pertanggungjawaban yang jelas. Fenomena ini bukan hal baru. Sejumlah temuan lapangan maupun hasil pengawasan internal membuktikan bahwa mayoritas BUMDes di Tubaba berjalan tanpa perencanaan yang matang, pengelolaan profesional, serta pengawasan berkelanjutan. Akibatnya, unit usaha yang dijalankan tidak sesuai potensi desa, laporan keuangan fiktif, dan dana modal habis tanpa ...
Budaya Lokal Tubaba: Warisan Besar yang Belum Menghidupi

Budaya Lokal Tubaba: Warisan Besar yang Belum Menghidupi

Opini
Budaya Lokal Tubaba: Warisan Besar yang Belum Menghidupi Oleh: Kang WeHaPenulis q-koko.site Tulang Bawang Barat (Tubaba) dikenal dengan filosofi yang dalam, arsitektur megah bernuansa lokal, dan lanskap budaya yang kental. Sayangnya, di balik itu semua, ada pertanyaan yang mulai menggema: sudahkah budaya dan pariwisata lokal benar-benar memberi nafkah? Kita punya Komplek Uluan Nughik, Masjid Baitus Shobur, Tugu Rato Nago Besanding, hingga pementasan Wayang dan Silek sebagai simbol warisan leluhur. Kita punya Pepadun dan Saibatin, dua wajah budaya Lampung yang hidup berdampingan di tanah ini. Kita punya sastra lisan, kuliner khas, dan ritus-ritus adat yang kaya makna. Namun semuanya belum menjadi kekuatan ekonomi yang nyata.Kekuatan Budaya, Ketimpangan Realita Tubaba bisa dibilang s...
Ketua PWI Batam Dikeroyok Wartawan, ini Pendapat Reporter Radio Senior

Ketua PWI Batam Dikeroyok Wartawan, ini Pendapat Reporter Radio Senior

Nasional
Batam, q-koko.site -Ketua PWI Batam M. Khafi Ashary Dikeroyok oleh sekelompok wartawan karena salah paham atas pernyataannya yang kontroversi menganggap bahwa tanpa sertifikasi, aktivitas jurnalistik dapat diindikasikan sebagai premanisme berkedok wartawan.Pernyataan kontroversi Ketua PWI Batam tersebut saat digelar acara bertajuk Klarifikasi Pers yang digelar oleh sekelompok wartawan di Ballroom Lavender, Swiss-Belhotel Bay, Sabtu 14 Juni 2025. Kegiatan diskusi tersebut terkait narasi "Wartawan Bukan Preman" namun situasi menjadi panas setelah Ketua PWI Batam menegaskan pentingnya sertifikasi wartawan sesuai ketentuan Dewan Pers, namun kebablasan membuat pernyataan yang kontroversi. Sehingga Khafi terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medisPeristiwa tersebu...
Mengenal Filosofi Punakawan: Suara Rakyat, Cermin Kehidupan

Mengenal Filosofi Punakawan: Suara Rakyat, Cermin Kehidupan

Artikel
Jakarta, q-koko.site oleh: Kang WeHa Di tengah gegap gempita kisah para ksatria dan dewa dalam dunia pewayangan, ada empat tokoh sederhana yang justru mencuri hati rakyat: Punakawan. Mereka bukan raja, bukan pula pahlawan utama. Namun, dari mulut merekalah lahir suara kebenaran, dari langkah mereka mengalir filosofi kehidupan yang sederhana tapi dalam. Mereka adalah Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Empat sahabat sekaligus pelayan para Pandawa yang lucu, lugu, tapi sarat makna. Jangan tertipu oleh tubuh mereka yang aneh, cara bicara yang lucu, atau guyonan yang tampaknya sepele. Sebab, di balik semua itu tersembunyi kebijaksanaan yang telah bertahan lintas zaman.🌾 Semar – Sang Guru yang Menyamar“Aku bukan siapa-siapa, tapi kuyakini: pemimpin harus melayani, bukan dilayani...
“Seruit & Sambal Tempoyak: Sepiring Rindu dari Bumi Ruwa Jurai”

“Seruit & Sambal Tempoyak: Sepiring Rindu dari Bumi Ruwa Jurai”

Inspirasi, Seni dan Budaya
Bandar Lampung, q-koko.siteOleh: Kang WeHaBagi orang Lampung, makan seruit tanpa sambal tempoyak itu seperti pantun tanpa rima—tetap bisa dinikmati, tapi kehilangan ruhnya. Dua elemen kuliner ini seperti saudara kembar yang tak bisa dipisahkan. Dan bagi kami, yang lahir dari pertemuan dua budaya besar: Sai Batin dan Pepadun, seruit adalah simbol dari keakraban, dari kebersamaan yang tidak dibuat-buat.📜 Sepiring Sejarah, Seruput KenanganSeruit, dalam istilah lokal, berarti "makan bersama." Tradisi ini dulu tumbuh di tengah-tengah masyarakat Lampung saat panen tiba, atau saat keluarga besar berkumpul untuk acara adat. Lauknya sederhana: ikan sungai yang dibakar atau digoreng, lalapan daun singkong dan terong, serta sambal sebagai pelengkap utama.Dan di antara segala jenis...