Sabtu, September 6

Mendidik Anak Ala Rasulullah SAW

Mendidik Anak Ala Rasulullah SAW

Mendidik anak bukan hanya perkara mengajarkan baca-tulis atau memberikan nafkah. Lebih dari itu, ia adalah investasi peradaban. Rasulullah ﷺ, manusia agung yang diutus untuk menyempurnakan akhlak, telah memberikan teladan luar biasa bagaimana membina generasi. Beliau tidak sekadar mengajarkan dengan lisan, tetapi menanamkan kasih sayang, keteladanan, dan doa pada setiap langkahnya.

1. Menyambut Anak dengan Doa

Setiap anak yang lahir bukan sekadar anugerah, tetapi juga amanah. Rasulullah ﷺ mencontohkan agar bayi yang baru lahir diperdengarkan azan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri.
Dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud disebutkan:
“Barang siapa mendapatkan anak, lalu ia azan di telinga kanan anak itu dan iqamah di telinga kirinya, maka anak itu tidak akan diganggu oleh ummul khabaits (gangguan setan).” (HR. Abu Dawud).

Ini bukan sekadar ritual, melainkan penanaman kalimat tauhid sejak detik pertama kehidupan.

2. Mengajarkan Kasih Sayang

Rasulullah ﷺ adalah sosok penuh kelembutan terhadap anak-anak. Anas bin Malik ra. yang pernah menjadi pelayan beliau berkata:
“Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih penyayang terhadap keluarganya daripada Rasulullah ﷺ.” (HR. Muslim).

Beliau sering mencium cucunya, Hasan dan Husain, sebagai wujud cinta. Bahkan ketika ada sahabat yang merasa heran karena Rasul mencium anak-anak, beliau menegaskan:
“Barang siapa tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari-Muslim).

3. Mengajarkan dengan Keteladanan

Pendidikan ala Rasulullah ﷺ bukanlah dengan bentakan, melainkan dengan uswah hasanah (teladan yang baik). Al-Qur’an menegaskan:
“Sungguh, pada diri Rasulullah itu terdapat teladan yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab: 21).

Rasulullah ﷺ mendidik anak-anak dengan mengajak, bukan menyuruh semata. Misalnya, ketika mengajarkan Ibnu Abbas ra. tentang keimanan, beliau tidak menjejalkan ilmu, tapi menyampaikannya dengan lembut:
“Wahai anak kecil, aku ajarkan kepadamu beberapa kata: Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu…” (HR. Tirmidzi).

4. Mengajarkan Kemandirian dan Tanggung Jawab

Anak-anak di zaman Rasulullah ﷺ diajak terlibat dalam aktivitas masyarakat sejak dini. Mereka belajar keberanian dan tanggung jawab. Lihatlah Usamah bin Zaid yang di usia belia sudah dipercaya memimpin pasukan.

Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah ﷺ:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari-Muslim).

5. Mendoakan Anak dengan Tulus

Doa adalah senjata utama orang tua. Rasulullah ﷺ selalu mendoakan kebaikan bagi anak-anak dan umatnya. Beliau mengingatkan bahwa doa orang tua tidak terhalang oleh hijab (tirai).
“Tiga doa yang mustajab tanpa keraguan: doa orang yang teraniaya, doa orang yang bepergian, dan doa orang tua untuk anaknya.” (HR. Tirmidzi).

Penutup

Mendidik anak ala Rasulullah ﷺ adalah menanamkan tauhid, mengajarkan kasih sayang, mencontohkan akhlak, membiasakan tanggung jawab, dan menyertakan do’a di setiap langkah. Anak bukan hanya pewaris harta, tetapi pewaris akhlak dan iman.

Kita, para orang tua hari ini, mungkin tidak sempurna, tapi bila menapaki jejak Rasulullah ﷺ dalam mendidik anak, insyaAllah generasi yang lahir akan menjadi rahmatan lil ‘alamin di zamannya. (Red)