Sabtu, September 6

Ada Dugaan Mark-Up atas Realisasi dana Desa Tiyuh Tunas Jaya, ini analisanya

Tulang Bawang Barat – Realisasi anggaran Dana Desa (DD) Tiyuh Tunas Jaya, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulangbawang Barat, Lampung, diduga sarat penyimpangan. Indikasi praktik mark-up ditemukan pada sejumlah kegiatan fisik maupun nonfisik dalam penggunaan DD tahun anggaran 2023 dan 2024, memicu sorotan tajam dari masyarakat.

Pada 2023, sejumlah proyek yang dibiayai DD memunculkan dugaan kuat penyimpangan. Beberapa item mencakup:

Pengerasan Jalan Desa (onderlagh): Rp 156.330.000

Pemeliharaan Jalan Lingkungan Permukiman/Gang: Rp 42.075.000

Pemeliharaan Jalan Desa: Rp 1.800.000

Pembangunan/Rehabilitasi Jamban Umum (MCK): Rp 10.725.000

Pembangunan/Rehabilitasi Sanitasi Permukiman (Gorong-gorong, Selokan, Parit): Rp 15.577.000, Rp 11.496.000, dan Rp 10.796.000

Sementara pada kegiatan nonfisik, anggaran seperti:

Penyelenggaraan Posyandu: Rp 42.032.000

Keadaan Mendesak: Rp 175.592.000

juga menuai pertanyaan karena dianggap tidak sebanding dengan dampak atau manfaat yang dirasakan warga.

Dalam bidang ketahanan pangan, dana sebesar Rp 175.380.000 untuk peningkatan produksi tanaman pangan pun dipertanyakan, karena hasilnya dinilai tak terlihat nyata.

Memasuki tahun anggaran 2024, dugaan praktik mark-up kembali mencuat. Beberapa proyek seperti:

Pembangunan gorong-gorong: Rp 10.198.000 dan Rp 8.154.000 (tiga titik)

Pemeliharaan Jalan Usaha Tani: Rp 48.270.000 (kondisinya kini sudah rusak)

Pengerjaan onderlagh: Rp 80.190.000, Rp 82.215.000, dan Rp 68.040.000 – kondisi rusak meskipun baru dibangun

Warga setempat menyuarakan kekecewaan. “Baru tahun kemarin dibangun jalannya, tapi batunya sudah berhamburan,” ungkap seorang warga yang meminta namanya dirahasiakan.

Indikasi mark-up juga mengemuka pada pembangunan sumur bor senilai Rp 27.290.500 dan Rp 26.515.500, serta kegiatan pemeliharaan sistem pembuangan air limbah senilai Rp 44.282.000.

Saat dikonfirmasi di Balai Tiyuh, Kepalo Tiyuh Tunas Jaya, Yani, tidak berada di tempat. Ari, aparatur tiyuh yang mengaku sebagai Kepala Suku 6, menjelaskan bahwa Kepalo sedang sakit.

“Pak Kepalo lagi sakit, gak masuk. Saya baru aktif di 2024, jadi tidak tahu soal anggaran tahun lalu,” ujar Ari, Rabu (23/4/2025). Ia menambahkan, anggaran tahun ini difokuskan untuk jalan usaha tani, onderlagh dekat lapangan, paving balai tiyuh, dan pembangunan MCK.

Upaya konfirmasi kepada Suwantoro selaku Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) juga belum membuahkan hasil. Ia tidak berada di lokasi proyek, dan menurut keterangan pekerja, proyek dilaksanakan secara borongan.

“Pak Suwantoro ke Jakarta. Saya cuma pekerja, gak tahu soal anggarannya,” jelas salah satu pekerja.

Hingga berita ini diterbitkan, Suwantoro belum memberikan tanggapan meski telah dihubungi melalui WhatsApp.

Penulis: Tim