
“Seruit & Sambal Tempoyak: Sepiring Rindu dari Bumi Ruwa Jurai”
Bandar Lampung, q-koko.siteOleh: Kang WeHaBagi orang Lampung, makan seruit tanpa sambal tempoyak itu seperti pantun tanpa rima—tetap bisa dinikmati, tapi kehilangan ruhnya. Dua elemen kuliner ini seperti saudara kembar yang tak bisa dipisahkan. Dan bagi kami, yang lahir dari pertemuan dua budaya besar: Sai Batin dan Pepadun, seruit adalah simbol dari keakraban, dari kebersamaan yang tidak dibuat-buat.📜 Sepiring Sejarah, Seruput KenanganSeruit, dalam istilah lokal, berarti "makan bersama." Tradisi ini dulu tumbuh di tengah-tengah masyarakat Lampung saat panen tiba, atau saat keluarga besar berkumpul untuk acara adat. Lauknya sederhana: ikan sungai yang dibakar atau digoreng, lalapan daun singkong dan terong, serta sambal sebagai pelengkap utama.Dan di antara segala jenis...