Sabtu, September 6

Seni dan Budaya

Cerpen Kita ” Pelita Diujung Bukit “

Cerpen Kita ” Pelita Diujung Bukit “

Puisi dan Cerpen
"Pelita di Ujung Bukit"Karya Kang WeHaNamanya Pak Rifa’i. Usianya sudah lebih dari separuh abad. Wajahnya legam terbakar matahari, garis kerut menghiasi keningnya, namun senyum hangat tak pernah luput dari bibirnya. Ia adalah seorang pegawai negeri sipil—guru sekolah dasar yang ditempatkan di Desa Suka Jaya, sebuah kampung kecil di ujung perbukitan yang bahkan belum tersentuh sinyal telepon.Setiap pagi, ia berjalan kaki sejauh empat kilometer dari rumah dinas yang disediakan pemerintah desa menuju SD Negeri 1 Suka Jaya. Jalannya bukan jalan biasa, melainkan setapak tanah merah yang licin jika hujan dan berdebu saat kemarau. Tak jarang ia harus menyeberangi sungai kecil dan mendaki bukit curam, tapi tak pernah sekali pun ia mengeluh.“Saya ini hanya guru, bukan pahlawan,” kat...
Puisi ” Panggung Pembangunan “

Puisi ” Panggung Pembangunan “

Puisi dan Cerpen
"Panggung Pembangunan"Karya : Kang WeHaDi atas panggung beton dan janji, pemerintah bersuara lantang—bernyanyi. Tentang jalan yang dibangun menuju mimpi, tentang jembatan harapan yang akan berdiri.Namun layar kaca hanya menayangkan sisi terang, sedang bayang-bayang tersembunyi di ruang bernama rapat, berkas, dan anggaran hilang, di mana angka-angka menari tanpa penjelasan yang terang.Besti, kau tahu? Kita disuguhi poster warna-warni tentang rumah sakit yang katanya hampir jadi, meski temboknya masih dihuni mimpi.Air bersih dijanjikan, tapi pipa-pipa hanya menghantar angin, sementara tangan rakyat tetap menengadah, menyaring hujan yang turun dari langit miskin.Taman kota diresmikan dengan gunting pita, di mana bunga-bunga plastik tersenyum pura-pura, da...
CERPEN “Harapan di Ladang yang Terlupakan”

CERPEN “Harapan di Ladang yang Terlupakan”

Puisi dan Cerpen
Puisi Karya Kang weha Cerpen, Q-koko.site - "Harapan di Ladang yang Terlupakan" Pak Seno duduk di bangku kayu reyot di teras rumahnya, menatap hamparan ladang jagung yang dulu hijau subur, kini mulai menguning kering dan retak-retak. Tangan keriputnya mengusap peluh yang menetes di dahi, sementara suara burung malam mulai mengisi udara desa yang sunyi. Di sampingnya, Sari, istrinya, sedang menenun di atas kursi anyaman, sesekali melirik ke suaminya. “Pak, aku dengar di televisi mereka bilang ada program subsidi pupuk dan bantuan alat pertanian. Kata mereka, tahun ini semua petani akan lebih sejahtera,” ujarnya pelan. Pak Seno menghela napas panjang, “Itu janji lama, Bu. Janji yang kadang datang seperti angin lalu, dan hilang tak berbekas.” Matanya menatap jauh ke jalan desa yang berlub...
PUISI – “Ode untuk Hi. Bachtiar Basri”

PUISI – “Ode untuk Hi. Bachtiar Basri”

Puisi dan Cerpen
PELITA YANG TAK PERNAH PADAM Karya Kang WehaDalam senyap yang membungkam langit,Kau terbang, melintasi cakrawala sunyi,Meninggalkan dunia yang fana dengan segala luka dan harap,Bachtiar, namamu kini menjadi bisu yang berteriak dalam jiwa. Kau adalah angin yang menghempas bara,Menerangi gelap dengan keteguhan yang tak pernah padam,Di pangkuan Lampung, kau titipkan janji dan doa,Mengukir nasib di pelupuk mata rakyat yang menanti. Kini, bumi meratap dalam duka yang dalam,Langkahmu terhenti, namun gema suaramu tetap mengalir,Seperti sungai yang tak pernah lelah mengalir ke samudra,Begitulah jiwa besarmu mengalir dalam nadi kami.Tak ada kata yang cukup mengurai kehilangan,Hanya doa dan kenangan yang menuntun perjalananmu,Bachtiar Basri, kau bukan lagi di sini,Namun hidupmu abadi dala...
Ironinya Negeri Ini

Ironinya Negeri Ini

Puisi dan Cerpen
Ironi Negeri IniBy. Kang WeHaDi negeri yang katanya kaya raya, rakyat masih antre demi sembako di lapak derma. Laut terbentang, sawah menghampar, tapi petani dan nelayan hidupnya makin gentar.Gedung-gedung tinggi mencakar awan, sementara gubuk reyot merapat di pinggiran. Para pejabat sibuk bersolek di layar kaca, rakyat menjerit, suara mereka "tenggelam oleh propaganda.Sekolah megah berdiri di kota, tapi buku dan guru langka di pelosok sana. Kesehatan katanya hak semua, tapi rumah sakit minta biaya yang tak bisa ditera.Bendera merah putih dikibarkan gagah, diiringi janji yang makin hambar dan basah. Katanya merdeka, katanya adil, tapi hukum tajam hanya untuk si miskin yang sulit.Oh negeriku, kau seperti puisi indah yang dilafalkan dusta. Katanya untuk ...
Seribu Warna, Satu Indonesia

Seribu Warna, Satu Indonesia

Puisi dan Cerpen, Seni dan Budaya
Q-KOKO.SITE Karya : Kang WeHa Negeri zamrud khatulistiwa,Hamparan hijau dari sabang hingga merauke,Gunung menjulang, laut membiru,Alam tersenyum dalam damai yang syahdu. Pagi bersinar di atas sawah permai,Burung bernyanyi menyambut mentari,Desiran angin membawa wangi tanah,Tanah airku, surga yang nyata. Budaya berseri dalam ribuan warna,Tarian, lagu, dan bahasa bercampur mesra,Dari Batak hingga Bali, dari Dayak ke Papua,Semua satu dalam pelukan ibu pertiwi. Indonesia, engkau lebih dari kata,Engkau rasa, engkau cinta,Selamanya dalam dada,Kau adalah rumah—tempat jiwa pulang jua.
Bahaya dan Manfaat Media Sosial serta Peran Orang Tua dalam Pencegahan Penyalahgunaannya

Bahaya dan Manfaat Media Sosial serta Peran Orang Tua dalam Pencegahan Penyalahgunaannya

Nasional, Pendidikan, Seni dan Budaya, Technology
Q-koko.site, Tulang Bawang Barat, LampungBy.Wawan Hidayat (Ketua DPD JPKP Tubaba)Media sosial saat ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat modern. Dari anak-anak hingga orang dewasa, media sosial digunakan untuk berkomunikasi, mendapatkan informasi, hingga mencari hiburan. Namun, seperti dua sisi mata uang, media sosial juga membawa potensi bahaya yang serius jika tidak digunakan dengan bijak, khususnya oleh anak-anak dan remaja.Manfaat Media Sosial Sarana Komunikasi dan Sosialisasi Mempermudah berinteraksi dengan keluarga dan teman dari berbagai penjuru dunia.Akses Informasi dan Edukasi Tersedianya berbagai konten edukatif dan informasi terbaru yang dapat meningkatkan wawasan pengguna. Wadah Ekspresi dan Kreativitas Media sosial memungkinkan ind...
Dedi Mulyadi, Tokoh Jawa Barat yang Konsisten Dekat dengan Rakyat Kecil

Dedi Mulyadi, Tokoh Jawa Barat yang Konsisten Dekat dengan Rakyat Kecil

Nasional, Politik, Seni dan Budaya
Purwakarta, Jawa Barat – q-koko.site Dedi Mulyadi kembali menjadi perhatian publik setelah aksi sosialnya membantu pedagang kecil viral di media sosial. Tokoh politik asal Jawa Barat ini dikenal luas sebagai sosok yang konsisten turun langsung ke masyarakat, terutama mereka yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.Mantan Bupati Purwakarta dua periode ini kerap menyapa warga dalam bahasa Sunda, dan hal itu dianggap sebagai bentuk kedekatan serta pelestarian budaya lokal. Aksi-aksinya yang terekam dalam berbagai video memperlihatkan kepedulian terhadap warga, mulai dari memberikan bantuan langsung, menengahi konflik keluarga, hingga memperjuangkan hak masyarakat kecil.Dedi juga dikenal aktif di media sosial, menjadikannya sebagai salah satu politikus yang memanfaatkan pla...
JUDUL: “Jurus Terakhir” Siap Mengguncang Layar Lebar: Film Aksi Indonesia Terbaru Tampilkan Deretan Bintang Paling Hot!

JUDUL: “Jurus Terakhir” Siap Mengguncang Layar Lebar: Film Aksi Indonesia Terbaru Tampilkan Deretan Bintang Paling Hot!

Seni dan Budaya
Jakarta, 8 Juni 2025, Q-koko.site — Industri perfilman Indonesia kembali bergelora dengan hadirnya film aksi terbaru berjudul “Jurus Terakhir”, sebuah sajian sinematik penuh adrenalin yang menghadirkan pertarungan brutal, intrik mematikan, dan deretan bintang paling menggoda di layar lebar tanah air.Disutradarai oleh Ari Prasetya, yang dikenal lewat film "Darah Garuda" dan "Serangan Malam", Jurus Terakhir menjanjikan aksi tanpa kompromi dengan balutan sinematografi kelas dunia. Film ini mengisahkan seorang mantan agen rahasia yang harus kembali ke dunia kelam untuk membalas dendam atas kematian keluarganya.Namun yang paling mencuri perhatian publik bukan hanya aksi ledakan dan koreografi bela diri yang intens — tapi juga pemeran utama yang super hot dan karismatik.Deretan Binta...