Sabtu, September 6

Puisi dan Cerpen

Cerpen Kita : Konoha yang Katanya Damai

Cerpen Kita : Konoha yang Katanya Damai

Pariwisata, Puisi dan Cerpen
"Konoha yang Katanya Damai" Oelis : Kang WeHa Di sebuah negeri bernama Konoha, orang-orang selalu bangga menyebut desanya “negeri shinobi paling damai dan makmur.”Padahal kalau pagi hari, antrean beli tahu bulat goreng di pinggir jalan lebih ramai daripada rapat dewan ninja. “Wah, betapa hebatnya desa kita! Kita punya Hokage yang bisa ngalahin monster berekor sembilan!” kata salah satu warga dengan bangga.Tapi begitu ditanya, “Terus kapan jalan di gangmu diperbaiki?” jawabannya hanya,“Eeh... tunggu Hokage sempat ya. Dia lagi sibuk bikin patung wajahnya di gunung.” Ironis sekali, bukan? Di Konoha, anak-anak sejak kecil sudah diajari melempar shuriken dan jutsu klon bayangan.Tapi sayangnya, belajar matematika tetap lebih menakutkan daripada melawan Orochimaru.Ketika guru bertanya: “3 + ...
Cerpen Kita : “Parade Senyum di Atas Jalan Berlubang”

Cerpen Kita : “Parade Senyum di Atas Jalan Berlubang”

Pariwisata, Puisi dan Cerpen
Cerpen: Parade Senyum di Atas Jalan BerlubangPenulis : Kang WeHaAlun-alun kota ramai. Spanduk besar bertuliskan “DIRGAHAYU RI KE-80: INDONESIA MAJU, BERSIH, TRANSPARAN” berkibar gagah. Musik marching band mengiringi parade kendaraan hias.Di tenda VIP, Pak Jabrik Sungkono, pejabat daerah, sedang menikmati hidangan sate kambing. Pak Jabrik: “Luar biasa! Lihatlah rakyatku, semua tertawa bahagia. Inilah bukti kemerdekaan sejati!” Stafnya, Mas Bejo Kemplu: “Betul, Pak. Padahal jalan menuju sini kayak kolam ikan lele. Tapi rakyat tetap semangat datang.” Pak Jabrik: (tertawa terbahak) “Itulah namanya gotong royong! Kalau ban motor nyemplung lubang, yang lain ikut dorong.”Tak jauh dari panggung, Mbak Sri Gorengan sedang diusir satpam. Mbak Sri Gorengan: “Pak, izinkan saya juala...
cerpen kita : “Raja O’on dan Istana Para Sengkuni”

cerpen kita : “Raja O’on dan Istana Para Sengkuni”

Puisi dan Cerpen
Raja O’on dan Istana Para Sengkuni(Cerpen Satir) Oleh : Kang Weha Di sebuah negeri bernama Kerajaan Katapura, berdirilah istana megah dengan pilar emas berlapis janji. Di singgasana tertinggi duduk Raja O’on—raja yang tersenyum lebar setiap kali mendengar kabar rakyat sedang susah. “Kalau rakyat susah, artinya mereka butuh aku,” ujarnya sambil menyeruput teh impor dari pajak rakyat. Raja O’on tidak pernah sendiri. Ia selalu dikelilingi Dewan Sengkuni, sekelompok penasihat berwajah licin seperti panci baru dicuci. Mereka pandai memutar kata: jika rakyat berkata, “Kami lapar,” Sengkuni melapor, “Paduka, rakyat sedang berpuasa demi kesehatan.”Jika terdengar kabar korupsi, mereka berkata, “Itu bukan korupsi, Paduka. Hanya salah tulis laporan.” Di Kerajaan Katapura, hukum seperti jaring lab...
Detektif Itu Ternyata Mantan Kopasus “PEMBUNUH MISTERIUS”

Detektif Itu Ternyata Mantan Kopasus “PEMBUNUH MISTERIUS”

Puisi dan Cerpen
PEMBUNUH MISTERIUSOleh: Kang WeHaHujan mengguyur Kota Bandung malam itu, membasahi trotoar, menyamarkan jejak, dan menelan suara. Di dalam sebuah rumah bergaya kolonial tua di kawasan Cihapit, polisi menemukan mayat seorang pengusaha properti, Andra Wibisana, tergantung di langit-langit ruang tamu.Yang membuat kasus ini janggal bukan cuma posisi jasadnya. Tapi juga fakta bahwa tali yang menggantungnya terikat dari dalam, dan pintu rumah terkunci dari dalam. Tak ada tanda perlawanan. Tak ada jejak masuk. Hanya... secarik kertas kecil bertuliskan:“Yang menyembunyikan kebenaran, akan tergantung oleh rahasia mereka sendiri.” “Panggil Dona.”Perintah singkat itu keluar dari mulut Komisaris Bayu sambil menatap mayat Andra tanpa ekspresi. Seorang perwira di sebelah...
Puisi Kita “Syukur, Obat Hati dari Ilahi”

Puisi Kita “Syukur, Obat Hati dari Ilahi”

Puisi dan Cerpen
"Syukur, Obat Hati dari Ilahi"Karya : Kang WeHa Dalam sujud yang hening aku temukan, damai mengalir dari Tuhan yang Rahman. Bukan obat dari dunia, tapi dzikir yang sembuhkan jiwa.Ketika hati gelap oleh resah, kupanggil nama-Mu, hilang sudah gundah. Rasa syukur jadi pelindung batin, dari iri, dari lelah, dari angan yang ringkih.Ya Allah, cukupkan aku dengan ridha-Mu, karena di situ, kesehatanku tumbuh. Tak perlu ramai dunia mengelilingi, asal Engkau dekat, aku tak sendiri.Kesehatan sejati bukan hanya raga, tapi hati yang penuh percaya. Syukurku adalah obat, dari langit yang tak pernah telat.
CERPEN MALAM KAMIS “Kakek Segala Tahu dan Penyakit Hati”

CERPEN MALAM KAMIS “Kakek Segala Tahu dan Penyakit Hati”

Puisi dan Cerpen, Religi
Karya: Kang WeHa Angin malam berhembus pelan di sudut pekarangan.Langit sedikit mendung, suara jangkrik berdendang di sela-sela bambu yang bergoyang perlahan.Besti duduk berselonjor di bangku kayu, membawa segelas wedang jahe hangat yang baru diseduh sendiri.Di sebelahnya, seperti biasa... duduk sosok tua berjubah putih kusam, berjanggut panjang, dan bermata teduh: Kakek Segala Tahu.“Kakek... kenapa ya akhir-akhir ini badan saya sering lemas, kepala pusing, tapi hasil periksa ke dokter katanya sehat?” tanya Besti, sambil menyeruput jahe.Kakek tersenyum. Tangannya mengelus jenggot.“Mungkin bukan tubuhmu yang sedang sakit, tapi hatimu yang sedang lelah...”“Lho, maksudnya kek?”“Begini, Besti... Banyak orang rajin olahraga, makan sehat, vitamin jalan terus... Tapi ...
Puisi Kita  ” Rayuan Sepasang Dosa “

Puisi Kita ” Rayuan Sepasang Dosa “

Puisi dan Cerpen
"Rayuan Sepasang Dosa"Karya " Kang WeHaYa Tuhan, dengarlah teriak rinduku yang membelah langit ketujuh, aku menangis sampai laut malu jadi asin, dan bintang pun jatuh satu per satu karena mataku tak lepas dari-Mu.Aku, hamba-Mu yang remuk redam oleh dunia, merangkak di antara miliaran doa yang naik, tapi tetap kukira, Engkaulah yang paling mungkin tergoda, oleh rayuan tangisku yang lebih deras dari hujan di hari kiamat.Aku sudah menulis namamu di setiap hela nafasku, sampai paru-paruku sesak karena cinta ilahi terlalu dalam, sampai malaikat bingung, ini cinta atau gila? Tapi biarlah, biar gila asal Kau lihat aku.Jika Kau menoleh sekali saja padaku, bumi bisa kubalik dengan satu air mata, dan langit akan kusobek jadi sajadah panjang, untuk sujudku yang tak per...
Cerpen Kita ” Perjalanan Panjang Menemukanmu “

Cerpen Kita ” Perjalanan Panjang Menemukanmu “

Puisi dan Cerpen
Perjalanan Panjang MenemukanmuKarya: Kang WeHaDi sebuah desa kecil yang tenang, di antara sawah hijau dan langit senja yang tak pernah gagal menenangkan hati, hiduplah seorang pemuda bernama Arya. Ia bukan siapa-siapa—hanya seorang pemuda dengan impian besar dan cinta yang disimpannya dalam-dalam untuk seorang gadis yang ia temui di mushola kecil saat Ramadan beberapa tahun silam. Namanya Aisyah. Matanya lembut, suaranya tenang, dan senyumnya—senyumnya seperti doa yang menenangkan badai di dada Arya.Namun hidup tak semudah mengucap cinta. Aisyah berasal dari keluarga yang terpandang, sementara Arya hanya anak buruh tani. Ia tahu, untuk pantas berdiri di sisinya, ia harus berjuang. Maka dimulailah perjalanan panjang itu.PengorbananArya meninggalkan desanya, menuju kota d...
Cerpen Kita ” Pelita Diujung Bukit “

Cerpen Kita ” Pelita Diujung Bukit “

Puisi dan Cerpen
"Pelita di Ujung Bukit"Karya Kang WeHaNamanya Pak Rifa’i. Usianya sudah lebih dari separuh abad. Wajahnya legam terbakar matahari, garis kerut menghiasi keningnya, namun senyum hangat tak pernah luput dari bibirnya. Ia adalah seorang pegawai negeri sipil—guru sekolah dasar yang ditempatkan di Desa Suka Jaya, sebuah kampung kecil di ujung perbukitan yang bahkan belum tersentuh sinyal telepon.Setiap pagi, ia berjalan kaki sejauh empat kilometer dari rumah dinas yang disediakan pemerintah desa menuju SD Negeri 1 Suka Jaya. Jalannya bukan jalan biasa, melainkan setapak tanah merah yang licin jika hujan dan berdebu saat kemarau. Tak jarang ia harus menyeberangi sungai kecil dan mendaki bukit curam, tapi tak pernah sekali pun ia mengeluh.“Saya ini hanya guru, bukan pahlawan,” kat...
Puisi ” Panggung Pembangunan “

Puisi ” Panggung Pembangunan “

Puisi dan Cerpen
"Panggung Pembangunan"Karya : Kang WeHaDi atas panggung beton dan janji, pemerintah bersuara lantang—bernyanyi. Tentang jalan yang dibangun menuju mimpi, tentang jembatan harapan yang akan berdiri.Namun layar kaca hanya menayangkan sisi terang, sedang bayang-bayang tersembunyi di ruang bernama rapat, berkas, dan anggaran hilang, di mana angka-angka menari tanpa penjelasan yang terang.Besti, kau tahu? Kita disuguhi poster warna-warni tentang rumah sakit yang katanya hampir jadi, meski temboknya masih dihuni mimpi.Air bersih dijanjikan, tapi pipa-pipa hanya menghantar angin, sementara tangan rakyat tetap menengadah, menyaring hujan yang turun dari langit miskin.Taman kota diresmikan dengan gunting pita, di mana bunga-bunga plastik tersenyum pura-pura, da...