Sabtu, Juli 5

Hari Buruh Internasional: Sejarah, Makna, dan Dasar Hukum di Indonesia

TUBABA-q.koko.site Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional atau yang dikenal juga dengan sebutan May Day. Peringatan ini bukan sekadar hari libur biasa, melainkan simbol perjuangan panjang para pekerja dalam menuntut hak-hak mereka—terutama jam kerja yang lebih manusiawi dan kondisi kerja yang adil.

Akar Sejarah: Tragedi Haymarket

Hari Buruh Internasional berakar dari perjuangan kelas pekerja pada abad ke-19. Puncaknya terjadi pada 1 Mei 1886 di Amerika Serikat, ketika sekitar 400.000 buruh menggelar aksi mogok massal menuntut pengurangan jam kerja menjadi delapan jam per hari. Aksi ini kemudian berujung pada insiden Haymarket di Chicago, di mana terjadi bentrokan antara buruh dan polisi yang menyebabkan korban jiwa. Tragedi ini menjadi simbol perjuangan buruh dan momentum lahirnya Hari Buruh Internasional.

Hari Buruh di Indonesia: Dari Kolonial hingga Era Modern

Di Indonesia, Hari Buruh sudah diperingati sejak era kolonial Belanda. Namun, baru pada era kemerdekaan peringatan ini menjadi bagian dari kesadaran kolektif buruh nasional. Menariknya, Hari Buruh sempat tidak dirayakan secara resmi selama Orde Baru, karena dianggap sebagai potensi ancaman politik.

Baru pada tahun 2013, pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari libur nasional. Penetapan ini dilakukan melalui:

Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2013
Tentang Penetapan Tanggal 1 Mei sebagai Hari Libur Nasional
Ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Langkah ini dianggap sebagai bentuk pengakuan negara terhadap kontribusi besar kaum pekerja terhadap pembangunan nasional, sekaligus memberi ruang bagi buruh untuk menyuarakan aspirasi secara terbuka dan damai.

Tema Hari Buruh 2025: Pekerjaan Layak untuk Semua

Tahun 2025, Hari Buruh Internasional mengangkat tema global seputar pekerjaan layak, pertumbuhan inklusif, kesetaraan gender, dan pengurangan kesenjangan sosial. Tema ini mencerminkan tantangan dunia kerja modern yang tidak hanya soal upah, tapi juga soal keadilan, perlindungan sosial, dan keseimbangan kehidupan kerja.

Refleksi dan Harapan

Hari Buruh bukan sekadar mengenang perjuangan masa lalu, tapi juga momentum untuk mengevaluasi kondisi pekerja masa kini. Di tengah tantangan seperti otomasi, kerja kontrak, dan ketidakpastian ekonomi, buruh masih menjadi tulang punggung pembangunan.

Oleh karena itu, 1 Mei adalah hari penting bagi semua—bukan hanya untuk buruh, tetapi juga untuk bangsa. Sebuah pengingat bahwa keadilan dan kesejahteraan bagi pekerja adalah fondasi dari kemajuan sebuah negara. ( WeHa )