Jumat, Juli 4

Menjemput Rahmat Ilahi Dengan Sholawat Nariyah

Tulang Bawang Barat, Q-KOKO.SITE

Oleh : Wawan Hidayat

Tidak ada satu pun ibadah yang Allah Swt syariatkan dalam Islam, kecuali sholawat kepada Nabi Muhammad Saw yang secara eksplisit Allah sendiri lakukan, bersama para malaikat-Nya. Hal ini tercantum dalam QS Al-Ahzab ayat 56, yang berbunyi:

اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ۝٥٦

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Ayat ini menunjukkan betapa tingginya derajat Nabi Muhammad Saw di sisi Allah Swt, hingga Allah sendiri memberi teladan dalam bersholawat sebelum menyerukan kepada umat manusia.

Makna Sholawat: Rahmat, Istighfar, dan Doa

Secara makna, sholawat dari Allah berarti rahmat, sholawat dari malaikat berarti permohonan ampun (istighfar), dan sholawat dari manusia berarti doa serta pujian. Karena itulah, banyak ulama menyebut sholawat sebagai kunci rahmat, sedangkan doa tanpa sholawat ibarat membuka pintu tanpa membawa kuncinya.

Membumikan Sholawat Sejak Dini

Dengan semangat inilah, Majelis Sholawat Nariyah Tulang Bawang Barat menerapkan pembiasaan sholawat dimanapun, kapanpun, kemana – mana tidak kemana-mana, selain rutinan yang dilaksanakan setiap senin malam selasa, kamis malam jum’at dan selapanan yang jatuh setiap kamis wage. Sholawat Nariyah menjadi pilihan utama, karena dikenal memiliki banyak faedah dan keberkahan, serta dipercaya mendatangkan ketenangan batin dan kelancaran dalam mencari ilmu.

“Kami ingin menanamkan pada jamaah majelis bahwa mencintai Nabi itu bukan sekadar slogan, tapi juga dilatih melalui amalan harian,” ujar Wawan Hidayat pembimbing Majelis Sholawat Nariyah Tulang Bawang Barat.

Sholawat yang Punya Banyak Nama dan Keutamaan

Sholawat Nariyah dikenal juga dengan nama Sholawat Tafrijiyah, karena berasal dari kata faraj (jalan keluar), menunjukkan bahwa sholawat ini menjadi solusi dalam kondisi sulit. Ada pula yang menyebutnya Sholawat Qurthubiyah, dinisbatkan kepada Imam Qurtubi. Sebagian lagi menisbatkan kepada Syekh Ibrahim At-Taazi Al-Wahroni, bahkan ada yang mengaitkannya dengan Imam Ahmad Ar-Rifai.

Menariknya, dalam beberapa versi sejarah, disebut bahwa Syekh Nariyah, seorang sahabat Nabi, pernah membaca sholawat ini sebanyak 4.444 kali dalam satu malam. Doa beliau agar bisa masuk surga bersama Nabi Muhammad SAW dikabulkan langsung oleh Rasulullah SAW dalam sebuah karomah.

Sholawat, Jalan Cinta yang Tak Terbatas

Apapun pendapat yang paling kuat soal asal-usul Sholawat Nariyah, para ulama sepakat bahwa memuji Rasulullah adalah amalan yang terbuka luas, sebagaimana disampaikan Imam Al-Bushiri dalam syair Burdah-nya:

“Nisbahkan kepada Nabi segala kemuliaan yang engkau kehendaki. Nisbahkan kepadanya segala keagungan yang engkau kehendaki. Karena kemuliaan Rasulullah Saw tiada batasnya.”

Hal tersebut dikatan Wawan bukan hanya menanamkan kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw, tetapi juga membentuk karakter spiritual yang kuat bagi jamaah atau yang dengan istikomah mengamalkannya. Harapannya, selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat, mereka juga senantiasa mendapatkan keberkahan, perlindungan, dan pandangan penuh kasih dari Sang Nabi Agung.pungkasnya.