
Oleh Tim Redaksi Q-KOKO.SITE
Indonesia memiliki sejarah panjang dalam hal berorganisasi, bahkan jauh sebelum proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Organisasi-organisasi ini menjadi pilar penting dalam perjuangan kemerdekaan, pembangunan nasional, hingga pembelaan hak-hak masyarakat sipil. Kehadiran organisasi tersebut juga dijamin dan dilindungi oleh UUD 1945 Pasal 28E ayat (3) yang berbunyi: “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.” Selain itu, kebebasan berorganisasi juga dijamin dalam UU No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, sebagai dasar hukum formal.
Berikut ini adalah contoh organisasi yang memiliki sejarah, peran strategis, dan perkembangan signifikan di Indonesia:
1. Organisasi Pergerakan Kemerdekaan
● Budi Utomo (1908)
Didirikan oleh para pelajar STOVIA, Budi Utomo menjadi tonggak awal pergerakan nasional. Organisasi ini fokus pada peningkatan pendidikan dan kebudayaan Jawa. Saat ini, semangat Budi Utomo masih dikenang setiap 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
● Sarekat Islam (1912)
Berawal dari organisasi ekonomi untuk melindungi pedagang pribumi dari dominasi kolonial, Sarekat Islam berkembang menjadi gerakan politik besar. Organisasi ini juga melahirkan tokoh-tokoh besar seperti H.O.S. Cokroaminoto. Kini semangat SI dilanjutkan oleh beberapa fraksi dan yayasan yang bergerak di bidang advokasi dan dakwah.
● Partai Nasional Indonesia (PNI) (1927)
Didirikan oleh Ir. Soekarno untuk memperjuangkan kemerdekaan lewat jalur politik. Meski sempat dibubarkan dan berganti nama, ideologi nasionalisme yang diperjuangkan PNI tetap hidup dalam berbagai partai politik modern yang mengusung ide kebangsaan.
2. Organisasi Keagamaan
● Muhammadiyah (1912)
Organisasi ini lahir di Yogyakarta atas prakarsa KH Ahmad Dahlan. Muhammadiyah berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Saat ini, Muhammadiyah memiliki ribuan sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, dan aktif dalam penanggulangan bencana melalui MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center).
● Nahdlatul Ulama (1926)
Didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari, NU merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia yang mengusung Islam Ahlussunnah Wal Jamaah. Kini NU memiliki badan otonom di berbagai sektor: pendidikan (LP Ma’arif), ekonomi (NU Care-LAZISNU), hingga digitalisasi pesantren. NU sangat aktif dalam memperkuat moderasi beragama dan menjaga NKRI.
3. Organisasi Kepemudaan
● Indonesia Muda (1928)
Organisasi yang memelopori semangat persatuan pemuda Nusantara. Indonesia Muda menjadi tonggak deklarasi Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Meskipun tak aktif secara organisasi saat ini, semangatnya tetap hidup dalam berbagai gerakan kepemudaan dan program nasional seperti Karang Taruna dan KNPI.
● Pemuda Pancasila (1959)
Awalnya didirikan untuk memperkuat dukungan kepada Presiden Soekarno. Kini, Pemuda Pancasila berkembang sebagai ormas yang berperan dalam politik, sosial, dan ekonomi. PP juga aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, meskipun tak lepas dari sorotan publik karena dinamika internal maupun eksternal.
4. Organisasi Profesi
● Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) (1945)
Lahir pada momentum pascakemerdekaan sebagai wadah perjuangan para guru. Kini, PGRI memperjuangkan hak-hak guru, peningkatan kualitas pendidikan, dan sertifikasi profesi. Dasarnya diperkuat oleh UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005.
● Ikatan Dokter Indonesia (IDI) (1950)
Sebagai organisasi profesi medis, IDI memainkan peran penting dalam menjaga standar etika dan kompetensi dokter. IDI aktif dalam reformasi layanan kesehatan nasional dan menjadi mitra utama pemerintah dalam respons pandemi COVID-19 serta berbagai isu kesehatan masyarakat.
5. Organisasi Sosial
● Palang Merah Indonesia (PMI) (1945)
Didirikan oleh Presiden Soekarno, PMI adalah organisasi kemanusiaan non-pemerintah yang memiliki mandat di bidang kesehatan dan tanggap bencana. PMI memiliki relawan di seluruh Indonesia dan menjadi bagian dari Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC).
● Forum Masyarakat Desa (Formades) (2024)
Organisasi akar rumput yang lahir dari keresahan masyarakat desa terhadap ketimpangan sosial. Formades menjadi simbol kesadaran masyarakat bawah akan pentingnya persatuan dan perjuangan dalam menuntut hak atas keadilan sosial. Walau tergolong baru, Formades menunjukkan perkembangan signifikan dalam mengorganisir aksi-aksi sosial, pelatihan pemberdayaan desa, dan advokasi kebijakan lokal.
Kesimpulan:
Organisasi Adalah Pilar Demokrasi
Keberadaan berbagai organisasi kemasyarakatan mencerminkan semangat kolektif bangsa Indonesia. Dari masa penjajahan hingga era digital saat ini, organisasi tetap menjadi saluran vital untuk memperjuangkan hak, membangun komunitas, dan menyuarakan kepentingan rakyat.
Kehidupan demokrasi dan keberagaman Indonesia justru diperkuat oleh organisasi-organisasi yang terus aktif dan adaptif terhadap zaman. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa kebebasan berorganisasi tetap dijaga dalam koridor hukum dan nilai-nilai Pancasila. ( TIM RED )