Sabtu, Juli 5

Realisasi Dana Desa Tiyuh Mulya Sari 2024 Dipertanyakan, Diduga Terjadi Mark-Up, Kepalo Tiyuh Bungkam

Tulang Bawang Barat – Realisasi anggaran Dana Desa (DD) tahun 2024 di Tiyuh Mulya Sari, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat, menuai sorotan dan pertanyaan publik.

Pasalnya, pelaksanaan pembangunan fisik dan non-fisik yang bersumber dari DD tahun ini diduga menjadi ajang korupsi, dengan indikasi kuat adanya praktik mark-up dalam berbagai kegiatan.

Saat hendak dikonfirmasi, Kepalo Tiyuh Mulya Sari, Muhammad Jainuri, tidak berada di kantor. Upaya konfirmasi melalui pesan WhatsApp pun tak membuahkan hasil, ia memilih bungkam dan tidak memberikan tanggapan.

Sementara itu, Sekretaris Tiyuh Mulya Sari, Putu, saat dihubungi melalui sambungan telepon menyatakan bahwa realisasi Dana Desa telah sesuai dengan peruntukannya sebagaimana tercantum dalam APB Tiyuh.

“Yang jelas Dana Desa Tiyuh sudah direalisasikan sesuai dengan APBTiyuh, bang,” ujar Putu, Rabu (16/4/2024).

Namun, saat ditanya terkait dugaan mark-up pada kegiatan pembangunan, Putu enggan memberikan penjelasan rinci. Salah satu proyek yang dipertanyakan adalah pembangunan/rehabilitasi/peningkatan pemakaman milik desa yang menghabiskan anggaran sebesar Rp27 juta lebih. Warga menilai nominal tersebut tidak sebanding dengan hasil pembangunan yang ada, bahkan dianggap tidak masuk akal.

“Anggaran 22 juta sekian, ditambah swadaya masyarakat,” dalih Putu saat dikonfirmasi lebih lanjut.

Selain itu, anggaran sebesar Rp103.055.000 untuk program Penguatan Ketahanan Pangan Tingkat Desa juga disorot. Putu menjelaskan bahwa dana tersebut digunakan untuk pembelian 10 ekor sapi dan 11 ekor kambing, yang dikelola oleh kelompok masyarakat di lima suku.

Tak hanya itu, kejanggalan juga ditemukan dalam penggunaan dana Rp.40 juta yang seharusnya dialokasikan untuk pembangunan taman atau taman bermain anak. Namun, menurut keterangan Putu, dana tersebut justru digunakan untuk pembuatan 200 unit tiang lampu penerangan jalan, yang kemudian dibagikan kepada masyarakat untuk dipasang secara mandiri.

“Anggaran 40 juta itu untuk pembuatan 200 tiang lampu. Memang kode inputnya di Siskeudes berada di poin peningkatan taman, tapi realisasinya untuk lampu jalan,” kilahnya.

Namun, sejumlah warga menyatakan bahwa tiang-tiang lampu tersebut sudah lama terpasang, bahkan sejak masa kepemimpinan kepala tiyuh sebelumnya, Pak Darsono.

“Tiang lampu itu sudah dari zamannya Pak Darsono,” ujar salah satu warga.

Hal senada juga disampaikan oleh mantan Kepalo Tiyuh Mulya Sari, Darsono, yang membenarkan bahwa pengadaan tiang lampu jalan dilakukan pada masa kepemimpinannya.

“Itu memang sudah lama, waktu saya masih menjabat,” ungkap Darsono saat ditemui di kediamannya.(Red)